}

Kamis, 28 Oktober 2010

Penggunaan Marijuana Dalam Agama


Ganja dan spiritual.
Sejarah penggunaan ganja dalam kegiatan keagamaan di dunia tercatat selama ribuan tahun. Para arkeolog di Cina menemukan makam kuno seorang spiritualis yang berumur sekitar 6.000 tahun. Di dalam kuburnya tersimpan setumpuk ganja yang di tanam bersama jasadnya. Masyarakat percaya kalau ia akan memerlukan itu nanti di alam baka.
Hampir setiap agama besar di dunia, pernah menggunakan ganja untuk tujuan rohani. Dapat di lihat pada daftar di bawah ini:
Taoisme
Aliran Taoisme di Cina berada pada urutan pertama tentang penggunaan ganja dalam upacara keagamaan mereka. Mereka menganggap ganja sebagai “pembebas dosa” selama beberapa waktu. Namun ajaran Tao tetap menentang penggunaan ganja yang berlebihan. Pada abad pertama Masehi para pengikut agama ini menggunakan bibit ganja di pembakar dupa mereka untuk bermeditasi. Mereka percaya bahwa efek ganja memberi mereka peningkatan kesadaran spiritual.
Kekristenan
Beberapa sejarawan percaya bahwa minyak ganja yang berasal dari minyak biji ganja adalah unsur sentral dalam upacara suci Yahudi dan Kristen. Beberapa mukjizat penyembuhan Yesus bahkan dikaitkan dengan minyak ganja. Marijuana dapat diserap melalui kulit, marijuana dapat meringankan dampak glaukoma, penyakit kulit dan nyeri haid. Selain itu Rastafarian dan beberapa Gnostik modern orang Kristen percaya bahwa Pohon Kehidupan yang di maksud dalam Alkitab “Daun dari Pohon Kehidupan adalah untuk menyembuhkan bangsa-bangsa”, ini mengacu pada tanaman ganja.
Sufisme
Islam umumnya mengutuk penggunaan marijuana. Agama menganggap penggunaan setiap benda apapun yang memabukkan sebagai haram atau dilarang. Sufisme (cabang mystical Islam) mengambil pandangan yang agak berbeda, mereka percaya bahwa dalam perasaan dan pikiran yang
gembira mereka dapat lebih dekat dengan Allah. Sejarah penggunaan marijuana secara luas tercatat dalam budaya Sufi selama berabad-abad. Dalam satu cerita rakyat Persia di kisahkan bahwa pendiri Tasawuf, yaitu seorang imam yang bernama Haydar, adalah orang Persia pertama yang menemukan ganja. Ketika sedang beralan-jalan di tengah-tengah suasana hati yang tertekan, ia menemukan tanaman ganja dan memakan beberapa daunnya. Imam tersebut langsung merasakan kembali suasana hatinya yang secara dramatis meningkat, kemudian ia kembali dan merekomendasikannya kepada imam lainnya untuk turut mencoba makan ganja.
Penggunaan ganja untuk mencapai nilai spiritual yang lebih tinggi ini dinilai buruk oleh islam ortodok pada saat itu. Mereka mengritik para sufi karena terlalu asik dengan dunia spiritualnya sehingga melupakan kehidupan sosial antar manusia.
Hinduisme
Sejarah panjang penggunaan ganja yang terkait dengan agama Hindu tercatat sejak sekitar 1500 SM. Ganja sering dikonsumsi dalam bentuk minuman yang di sebut Bhang, yaitu minuman yang dicampur dengan rempah-rempah, susu dan gula. Bhang di minum pada saat upacara Baisakhi Holi, yaitu sebuah festival agama Hindu. Tanaman ganja dikaitkan dengan dewa Siwa, dan banyak pengikut aliran sekte Shiavites menghisap ganja dengan menggunakan pipa tanah liat yang disebut chillums. Mereka meyakini bahwa ganja menjadi hadiah dari Siwa untuk membantu manusia mencapai tingkat spiritual yang lebih tinggi.
Buddhism
Seperti dalam kebanyakan agama, penggunaan ganja juga dianggap kontroversial dalam Buddhisme. Prinsip-prinsip agama Buddha menentang segala sesuatu yang mengandung toksin, tetapi dalam banyak sekte Buddhisme Cina, ganja telah digunakan dalam inisiasi dan ritual-ritual mistis sejak abad ke-5 SM. Beberapa pendeta Buddha Tibet percaya bahwa ganja adalah tanaman yang paling suci. Ada banyak catatan tertulis yang menyatakan bahwa pendiri agama Buddha, Siddhartha Gautama, menggunakan ganja pada tahun-tahun sebelum pencerahannya.
Ada banyak buku tentang penggunaan ganja untuk kegiatan keagamaan. Karena ganja di anggap berbahaya maka banyak dari pengikut agama-agama jaman sekarang dengan keras menolak bahwa ganja pernah di gunakan untuk kegiatan agama, walaupun ini adalah suatu informasi yang faktual.